Adolf Hitler
Adolf
Hitler (bahasa Jerman: [ˈadɔlf ˈhɪtlɐ] 20 April
1889 – 30 April 1945) adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi (bahasa Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP); Partai Pekerja Jerman Sosialis
Nasional) kelahiranAustria. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak
1933 sampai 1945 dan diktatorJerman Nazi (bergelar Führer und Reichskanzler)
mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II
di Eropa, dan Holocaust.
Hitler adalah veteran Perang Dunia I dengan banyak gelar. Ia bergabung
dengan Partai Pekerja Jerman (pendahulu NSDAP) pada tahun 1919, dan
menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan
peristiwa Beer Hall Putsch.
Kudeta yang gagal tersebut berujung dengan ditahannya Hitler. Di penjara,
Hitler menulis memoarnya, Mein Kampf (Perjuanganku). Setelah bebas
tahun 1924, Hitler mendapat dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan menjunjung Pan-Jermanisme, antisemitisme,
dan anti-komunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda Nazi. Setelah
ditunjuk sebagai kanselir pada tahun 1933, ia mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga,
sebuah kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme
yang totalitarian dan otokratik.
Tujuan Hitler adalah mendirikan Orde Baru hegemoni Jerman Nazi yang absolut di daratan
Eropa. Sampai saat itu, kebijakan luar dan dalam negerinya bertujuan mencapaiLebensraum ("ruang hidup") bagi kaum Jermanik. Ia
memerintahkan Jerman dipersenjatai kembali dan Wehrmacht menginvasi Polandia pada bulan September 1939, menyebabkan
pecahnya Perang Dunia II
di Eropa. Di bawah pemerintahan Hitler, pada tahun 1941 pasukan
Jerman dan sekutu Eropanya menduduki sebagian besar Eropa dan Afrika Utara. Tahun 1943,
Jerman terpaksa bertahan diri dan mengalami serangkaian kekalahan dalam
pertempuran. Pada hari-hari terakhir perang, saatPertempuran Berlin berlangsung tahun 1945, Hitler
menikahi kekasih lamanya, Eva Braun.
Tanggal 30 April 1945, kurang dari dua hari kemudian, keduanya bunuh diri agar tidak ditangkap Angkatan Darat Merah, lalu
mayat mereka dibakar.
Kebijakan Hitler yang supremasis dan termotivasi oleh ras mengakibatkan kematian sekitar 50 juta
orang selama Perang Dunia II, termasuk 6 juta kaum Yahudi dan 5 juta etnis "non-Arya"
yang pemusnahan sistematisnya diperintahkan oleh Hitler dan rekan-rekan
terdekatnya.
Führer Jerman | |
---|---|
Masa jabatan 2 Agustus 1934 – 30 April 1945 | |
Didahului oleh | Paul von Hindenburg (sebagai Presiden) |
Digantikan oleh | Karl Dönitz (sebagai Presiden) |
Kanselir Jerman | |
Masa jabatan 30 Januari 1933 – 30 April 1945 | |
Presiden | Paul von Hindenburg |
Deputi |
|
Didahului oleh | Kurt von Schleicher |
Digantikan oleh | Joseph Goebbels |
Reichsstatthalter Prusia | |
Masa jabatan 30 Januari 1933 – 30 Januari 1935 | |
Perdana Menteri | |
Didahului oleh | Jabatan dibentuk |
Digantikan oleh | Jabatan dihapus |
Informasi pribadi | |
Lahir | 20 April 1889 Braunau am Inn, Austria-Hongaria |
Meninggal | 30 April 1945 (umur 56) Berlin, Jerman |
Kebangsaan |
|
Partai politik | Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional (1921–1945) |
Afiliasi politik lain | Partai Pekerja Jerman(1920–1921) |
Suami/istri | Eva Braun (29–30 April 1945) |
Pekerjaan | Politikus, tentara, seniman, penulis |
Agama | Lihat: Pandangan agama Adolf Hitler |
Tanda tangan | ![]() |
Dinas militer | |
Pengabdian bagi | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Masa dinas | 1914–1918 |
Pangkat | Gefreiter |
Unit | Resimen Cadangan Bavaria ke-16 |
Pertempuran/perang | Perang Dunia I |
Penghargaan |
|
Nenek moyang
Ayah Hitler, Alois Hitler (1837–1903), adalah anak tidak sah dari Maria Anna
Schicklgruber. Catatan baptis tidak menyebutkan nama ayah Alois,
sehingga Alois memakai nama belakang ibunya. Pada tahun 1842, Johann Georg
Hiedler menikahi Anna. Setelah Anna meninggal
dunia tahun 1847 dan Johann tahun 1856, Alois dibesarkan di keluarga adik
Hiedler, Johann Nepomuk
Hiedler.[2] Pada tahun 1876, Alois disahkan dan
catatan baptisnya diubah oleh seorang pendeta di hadapan tiga saksi mata.[3] Saat diadili di Nuremberg tahun 1945, pejabat Nazi Hans Frank menyebut keberadaan surat-surat yang
mengklaim bahwa ibu Alois bekerja sebagai pembantu rumah tanga untuk sebuah
keluarga Yahudi di Graz dan bahwa putra keluarga
tersebut yang berusia 19 tahun, Leopold
Frankenberger, merupakan ayah Alois.[4] Akan tetapi, tidak ada nama Frankenberger
yang tercatat di Graz pada masa itu dan catatan keluarga Leopold Frankenberger
tidak pernah dibuat.[5] Para sejarawan meragukan klaim bahwa ayah
Alois adalah seorang Yahudi.[6][7]
Pada usia 39 tahun,
Alois memilih nama belakang "Hitler", bisa dieja "Hiedler",
"Hüttler", atau "Huettler". Asal kata namanya adalah
"seseorang yang tinggal di rumah" (Jerman Standar Hütte), "penggembala" (Jerman Standar hüten "menjaga", Inggris
"heed"), atau daribahasa Slavik Hidlar dan Hidlarcek.
Masa kanak-kanak dan
pendidikan
Adolf Hitler lahir
tanggal 20 April 1889 di Gasthof zum Pommer, sebuah penginapan di Salzburger
Vorstadt 15, Braunau am Inn, Austria-Hongaria.[9] Ia adalah anak keempat dari enam
bersaudara dari pasangan Alois Hitler dan Klara Pölzl (1860–1907). Abang dan kakak Hitler – Gustav, Ida, dan Otto –
meninggal saat masih bayi.[10] Saat Hitler berusia tiga tahun, keluarga
mereka pindah ke Passau,
Jerman.[11] Di sana ia mempelajari dialek Bayern
Hilir, bukannya bahasa Jerman
Austria, yang menjadi ciri khas gaya bicaranya seumur hidup.[12][13][14] Tahun 1894, keluarga mereka pindah lagi ke Leonding (dekat Linz), dan pada Juni 1895, Alois menetap
di sebuah lahan kecil di Hafeld, dekat Lambach,
tempat ia bertani dan beternak lebah. Adolf bersekolah di kota tetangga, Fischlham.
Hitler mulai suka mempelajari perang setelah menemukan buku bergambar tentang Perang Perancis-Prusia milik ayahnya.[15][16]
Perpindahan mereka ke
Hafeld merupakan awal dari konflik ayah-anak yang intens akibat Adolf menolak
mematuhi peraturan ketat di sekolahnya.[17] Usaha pertanian Alois Hitler di Hafeld
gagal dan pada tahun 1897 mereka pindah ke Lambach. Hitler yang masih berusia 8
tahun mengikuti les menyanyi, bernyanyi dengan paduan suara gereja, dan bahkan
semapt mempertimbangkan diri untuk menjadi pendeta.[18] Tahun 1898, keluarga mereka pindah
permanen ke Leonding. Kematian adiknya, Edmund,
akibat cacar pada 2 Februari 1900 sangat mempengaruhi kehidupan Hitler. Ia
berubah dari sosok yang percaya diri, mudah bergaul, dan pintar, menjadi bocah
yang murung, menarik diri, dan cemberut yang sering bertengkar dengan ayah dan
gurunya.[19]
Ibu Hitler, Klara
Alois memiliki karier
yang sukses di biro bea cukai dan ingin anaknya mengikuti jejaknya.[20] Hitler kemudian mendramatisir sebuah
peristiwa ketika ayah Hitler membawanya berkunjung ke kantor bea cukai,
menyebutnya sebagai peristiwa yang membangkitkan antagonisme tanpa ampun antara
ayah dan anak, yang keduanya sama-sama berkeinginan kuat.[21][22][23] Mengabaikan keinginan putranya untuk masuk
SMA klasik dan menjadi seorang seniman, Alois mengirim Adolf keRealschule di Linz pada bulan September 1900.[24] (Ini adalah SMA yang sama yang kelak
dimasuki Adolf Eichmann 17 tahun kemudian.)[25] Hitler menolak keputusan ini, dan dalam
buku Mein Kampf, Hitler mengungkapkan bahwa ia berprestasi buruk di
sekolah, sambil berharap bahwa setelah ayahnya melihat "kemajuan kecil
yang aku buat di sekolah teknik, ia akan membiarkanku mengejar mimpiku."[26]
Hitler terobsesi dengan nasionalisme
Jerman sejak masih muda.[27] Ia menunjukkan kesetiaannya terhadap Jerman, membenci monarki Habsburg yang semakin kacau dan pemerintahannya di kekaisaran yang dihuni berbagai
etnis.[28][29] Hitler dan teman-temannya memakai kata
sambutan Jerman "Heil", dan menyanyikan lagu kebangsaan Jerman "Deutschland Über Alles" alih-alih lagu kebangsaan Kekaisaran Austria.[30]
Setelah kematian
mendadak Alois tanggal 3 Januari 1903, prestasi Hitler di sekolah memburuk.
Ibunya mengizinkan Hitler berhenti sekolah pada musim gugur 1905.[31] Ia bersekolah di Realschule di Steyr pada September 1904; perilaku dan prestasinya membaik.[32] Pada musim gugur 1905, setelah lulus ujian
susulan dan ujian akhir, Hitler berhenti sekolah tanpa keinginan apapun untuk
melanjutkan sekolah atau membina karier.[33]
Masa
remaja di Wina dan Munich
Rumah di Leonding tempat
Hitler menghabiskan masa remaja awalnya (c.1984)
Sejak
1905, Hitler menjalani kehidupan bohemia di Wina yang
didanai oleh tunjangan anak yatim dan bantuan dari ibunya. Ia bekerja sebagai
buruh biasa, lalu seorang pelukis yang menjual lukisan cat air. Akademi Seni Rupa Wina dua kali menolak Hitler, yaitu
tahun 1907 dan 1908, dikarenakan "tidak cocok melukis". Direktur
akademi menyarankan agar Hitler mempelajari arsitektur,[34] namun ia tidak memenuhi
persyaratan akademik.[35] Pada tanggal 21 Desember 1907,
ibunya meninggal dunia pada usia 47 tahun. Setelah ditolak Akademi untuk kedua
kalinya, Hitler kehabisan uang. Tahun 1909, ia tinggal di tempat penampungan
tunawisma, dan pada tahun 1910, ia menetap di sebuah rumah pekerja miskin di Meldemannstraße.[36] Saat Hitler tinggla di sana,
Wina adalah tempat penuh prasangka agama dan rasisme.[37]Kekhawatiran bahwa Wina akan
dipenuhi imigran dari Timur meluas, dan walikotanya yang populis, Karl
Lueger, mengeksploitasi retorika antisemitisme untuk kepentingan
politiknya. Antisemitisme pan-Jermanik Georg Schönerer mendapat dukungan kuat
di distrik
Mariahilf, tempat Hitler tinggal.[38] Hitler membaca koran-koran
setempat, seperti Deutsches Volksblatt, yang mengompori prasangka
dan membakar ketakutan umat Kristen yang khawatir akan terusir oleh
membanjirnya pendatang Yahudi dari timur.[39] Menolak apa yang disebutnya
sebagai "Jermanofobia" Katolik, ia mulai menyukai Martin Luther.[40]
The Alter Hof in Munich.
Lukisan cat air karya Adolf Hitler, 1914
Asal
usul dan kapan Hitler menunjukkan antisemitismenya sulit dilacak.[41] Hitler menyebutkan dalam Mein
Kampf bahwa berubah menjadi seorang antisemit di Wina.[42] Sahabatnya, August
Kubizek, mengaku bahwa Hilter adalah seorang "antisemit
resmi" sebelum meninggalkan Linz.[43] Kesaksian Kubizek ditantang
oleh sejarawan Brigitte
Hamann, yang menulis bahwa Kubizek adalah satu-satunya orang yang
mengatakan bahwa Hitler muda adalah seorang antisemit.[44] Hamann juga menulis bahwa
belum ada pernyataan antisemit yang keluar dari mulut Hitler pada masa itu.[45] Sejarawan Ian Kershaw berpendapat bahwa jika Hitler
pernah berkata seperti itu, perkataannya tidak diketahui karena antisemitisme
di Wina sudah biasa pada saat itu.[46] Sejumlah sumber memberikan
bukti kuat bahwa Hitler memiliki teman-teman Yahudi di penginapannya dan
tempat-tempat lain di Wina.[47][48]Sejarawan Richard
J. Evans menyatakan bahwa "para sejarawan sekarang setuju
bahwa anti-Semitismenya yang terkenal baru muncul setelah kekalahan Jerman
[dalam Perang Dunia I], sebagai efek samping dari jawaban
paranoid 'pengkhianatan' terhadap peristiwa ini".[49]
Hitler
mewarisi bagian terakhir dari harta ayahnya pada bulan Mei 1913 dan pindah
ke Munich.[50] Para sejarawan yakin ia keluar
dari Wina untuk menghindari wajib militer ke Angkatan Darat Austria.[51] Hitler kemudian mengklaim
bahwa ia tidak mau berdinas diKekaisaran Habsburg karena
percampuran "ras" di dalam tubuh AD.[50] Setelah ia dinyatakan tidak
cocok berdinas—karena gagal tes fisik di Salzburg tanggal 5 Februari 1914—ia
pulang ke Munich.[52]
Perang
Dunia I
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Karier militer
Adolf Hitler
Saat
Perang Dunia I pecah, Hitler adalah penduduk kota Munich dan dengan sukarela
berdinas di Angkatan
Darat Bayern sebagai warga negara Austria.[53] Ditempatkan di Resimen Infanteri Cadangan Bayern 16 (Kelompok
Resimen ke-1),[54][53] Hitler berperan sebagai pengirim berita
di Front Barat di Perancis dan Belgia,[55] menghabiskan nyaris separuh
waktunya di belakang garis depan.[56][57] Ia terlibat dalam Pertempuran Ypres
Pertama, Pertempuran Somme, Pertempuran Arras, dan Pertempuran
Passchendaele, dan sempat terluka di Somme.[58]
Hitler bersama rekan tentaranya dari Resimen Infanteri
Cadangan Bayern 16 (c. 1914–1918)
Ia
diberi penghargaan Iron Cross, Second
Class, pada tahun 1914 atas keberaniannya.[58] Karena disarankan Hugo
Gutmann, Hitler menerima Iron Cross, First Class, pada tanggal 4
Agustus 1918,[59] sebuah penghargaan yang jarang
disematkan pada seseorang berpangkat seperti Hitler (Gefreiter).
Pekerjaan Hitler di kantor pusat resimen, yaitu berinteraksi penuh dengan
perwira senior, mungkin membantu dirinya mendapatkan penghargaan ini.[60] Meski aksinya dianggap berani,
namun tetap tidak dapat disebut sangat terpuji.[61] Hitler juga menerima Black
Wound Badge pada 18 Mei 1918.[62]
Selama
berdinas di kantor pusat, Hitler mengembangkan bakat seninya dengan menggambar
kartun dan instruksi untuk surat kabar angkatan darat. Pada Pertempuran Somme
bulan Oktober 1916, ia terluka di bagian paha[63] atau betis kiri oleh granat yang
meledak di parit pengirim berita.[64] Hitler menghabiskan hampir dua
bulan di rumah sakit Palang Merah di Beelitz,
lalu kembali ke resimennya pada 5 Maret 1917.[65] Pada 15 Oktober 1918, Hitler
buta sementara akibat serangan gas
mustardan terpaksa diinapkan di rumah sakit Pasewalk.[66] Di sana, Hitler mengetahui
kekalahan Jerman,[67] dan setelah mendapatkan berita
tersebut, ia mengaku buta kembali.[68]
Adolf Hitler menjadi tentara pada Perang Dunia Pertama
(1914–1918)
Hitler
menjadi jengkel karena upaya perang Jerman gagal dan karena itu pula
perkembangan ideologinya perlahan terbentuk.[69] Ia menyebut Perang Dunia I
sebagai "pengalaman terhebat seumur hidup" dan ia dipuji oleh para
komandannya atas keberaniannya.[70] Pengalaman ini memperkuat
patriotismenya terhadap Jerman dan ia terkejut oleh penyerahan
diri Jerman pada bulan November 1918.[71] Seperti para nasionalis Jerman
lainnya, ia percaya terhadapDolchstoßlegende (legenda
pengkhianatan) yang mengklaim bahwa Angkatan Darat Jerman yang "tak
terkalahkan di lapangan" telah "ditusuk dari belakang" di front
dalam negeri oleh para pemimpin warga sipil dan kaum Marxis, yang kemudian dijuluki "para
kriminal November".[72]
Perjanjian Versailles menekankan
bahwa Jerman harus mengembalikan sejumlah wilayah yang diduduki dan mendemiliterisasi Rhineland.
Perjanjian ini memberlakukan sanksi ekonomi dan reparasi berat terhadap Jerman.
Banyak warga Jerman memandang perjanjian ini—khususnyaArtikel 231 yang menyebut Jerman
bertanggung jawab atas semua akibat perang—sebagai suatu upaya mempermalukan
Jerman.[73] Perjanjian Versailles dan
kondisi ekonomi, sosial, dan politik di Jerman pascaperang kemudian
dieksploitasi oleh Hitler untuk kepentingan politiknya.[74]
Kancah politik
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Pandangan politik Adolf Hitler
Setelah
Perang Dunia I, Hitler pulang ke Munich.[75] Tanpa pendidikan formal dan
prospek karier, ia mencoba bertahan di AD selama mungkin.[76] Pada Juli 1919, ia ditunjuk
sebagai Verbindungsmann (agen intelijen) untuk sebuah Aufklärungskommando (komando
mata-mata) milik Reichswehr untuk
mempengaruhi tentara lain dan menyusup ke Partai
Pekerja Jerman (DAP). Saat mengawasi aktivitas DAP, Hitler
tertarik pada pemikiran sang pendiri partai, Anton
Drexler, yang antisemit, nasionalis, anti-kapitalis, dan anti-Marxis.[77] Drexler menyukai pemerintahan
aktif yang kuat, versi sosialisme non-Yahudi,
dan solidaritas kalangan masyarakat. Terpukau oleh kemampuan pidato Hitler,
Drexler mengundangnya untuk bergabung dengan DAP. Hitler menerima tawaran
tersebut pada 12 September 1919[78] dan menjadi anggota partai
ke-55.[79]
Salinan kartu keanggotaan Partai
Pekerja Jerman (DAP) Adolf Hitler
Di
DAP, Hitler bertemu dengan Dietrich
Eckart, salah seorang pendiri partai dan anggota kelompok
rahasia Thule
Society.[80] Eckart menjadi guru Hitler,
sempat bertukar pikiran dengannya dan memperkenalkannya dengan berbagai macam
tokoh masyarakat Munich.[81] Demi meningkatkan daya
tariknya, DAP mengubah namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche
Arbeiterpartei (Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional –
NSDAP).[82] Hitler merancang bendera swastika di dalam lingkaran putih berlatar
belakang merah untuk partai ini.[83]
Hitler
keluar dari AD pada Maret 1920 dan mulai bekerja purnawaktu untuk NSDAP. Pada
Februari 1921—saat sudah cakap berpidato di hadapan kerumunan besar—ia
berpidato di hadapan 6.000 orang di Munich.[84] Untuk mempublikasikan
pertemuan tersebut, dua truk pendukung partai berkeliling kota sambil
mengibarkan bendera swastika dan menyebar brosur. Popularitas Hitler segera
naik gara-gara pidatopolemiknya yang kasar
terhadap Perjanjian Versailles, pesaing politik, dan kaum Marxis dan Yahudi.[85] Pada waktu itu, NSDAP
berkantor pusat di Munich, lahan subur bagi kaum nasionalis Jerman
anti-pemerintah yang ingin menghancurkan Marxisme dan melecehkan Republik Weimar.[86]
Pada
bulan Juni 1921, saat Hitler dan Eckart sedang dalam perjalanan penggalangan
dana ke Berlin, sebuah pemberontakan terjadi di dalam tubuh NSDAP di Munich.
Sejumlah anggota komite eksekutif, beberapa di antaranya menganggap Hitler
terlalu sombong, ingin bergabung dengan pesaing mereka, Partai Sosialis Jerman (DSP).[87] Hitler pulang ke Munich
tanggal 11 Juli dan mempertegas pengunduran dirinya. Anggota komite kemudian
menyadari pengunduran diri Hitler berarti partai bubar.[88] Hitler mengumumkan akan
bergabung kembali dengan syarat ia menggantikan Drexler sebagai ketua partai
dan kantor pusat partai harus tetap berada di Munich.[89] Komite setuju; Hitler
bergabung kembali dengan partai sebagai anggota ke-3.680. Ia masih mendapat
sejumlah pertentangan di internal NSDAP: Hermann
Esser dan sekutunya menerbitkan 3.000 pamflet yang menyerang
Hitler sebagai pengkhianat partai.[89][a] Pada hari-hari berikutnya,
Hitler berbicara di hadapan kerumunan mempertahankan dirinya dan mendapat
sambutan luar biasa. Strateginya terbukti berhasil: pada rapat anggota umum, ia
diberi kekuasaan absolut sebagai ketua partai dengan satu suara menentang.[90]
Pidato
Hitler yang bersemangat di aula bir mulai menarik para pendengar setia. Ia
mulai terbiasa memakai tema populis yang
ditargetkan pada pendengarnya, termasuk pemakaian kambing hitam yang bisa disalahkan atas
kesulitan ekonomi para pendengarnya.[91][92][93] Sejarawan mencatat dampak
hipnotis dari kata-katanya terhadap kerumunan besar, dan matanya terhadap
kerumunan kecil. Kessel menulis, "Dengan luar biasa ... warga Jerman
berbicara dengan mistifikasi pesona 'hipnotis' Hitler. Kata itu muncul lagi dan
lagi; Hitler dikatakan berhasil memukau bangsa ini, membawa mereka ke dalam
keadaan trans di mana mereka tidak bisa melepaskan diri."[94] Sejarawan Hugh
Trevor-Roper mendeskripsikan "pesona pandangannya yang
menyihir banyak orang yang masih waras."[95] Ia memakai magnetisme
pribadinya dan pemahaman terhadap psikologi kerumunan untuk mendapat keunggulan
saat berpidato di hadapan publik.[96][97] Alfons
Heck, mantan anggota Pemuda Hitler, mendeskripsikan reaksi terhadap
pidato Hitler: "Kami terbakar dengan kebanggaan nasionalis yang sudah
mencapai tingkat histeria. Pada menit-menit terakhir, kami berteriak sekencang
mungkin dengan derai air mata: Sieg Heil, Sieg Heil, Sieg Heil! Sejak
saat itu, diri saya adalah milik tubuh dan jiwa Adolf Hitler".[98]Meski kemampuan pidato dan
kepribadiannya dapat diterima secara baik oleh kerumunan besar dan acara-acara
resmi, sejumlah orang yang pernah bertemu Hitler secara pribadi mengatkan bahwa
penampilan dan perilakunya gagal memberi pesona yang bertahan lama.[99][100]
Para
pengikut pertamanya meliputi Rudolf Hess, mantan pilot AU Hermann Göring, dan kapten AD Ernst Röhm. Röhm menjadi kepala organisasi
paramiliter Nazi, Sturmabteilung (SA,
"Tentara Penyerbu"), yang bertugas melindungi rapat dan sering
menyerang pesaing politik. Pengaruh kritis terhadap pemikirannya pada masa itu
adalah Aufbau
Vereinigung,[101] sebuah kelompok konspirasi
para pengungsi Rusia
Putih dan Sosialis Nasional awal. Kelompok yang didanai
sejumlah tokoh industrialis kaya seperti Henry Ford ini memperkenalkan Hitler
dengan ide konspirasi Yahudi yang mengaitkan keuangan internasional
dengan Bolshevisme.[102]
Bierkeller
Putsch
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Bierkeller Putsch
Gambar wajah Hitler (30 Oktober 1923)
Hitler
meminta bantuan Jenderal Perang Dunia I Erich
Ludendorff untuk melakukan kudeta bernama "Bierkeller Putsch". Partai Nazi
memakai Fasisme
Italia sebagai model penampilan dan kebijakan mereka. Hitler
ingin meniru "Pawai
di Roma"-nyaBenito Mussolini (1922) dengan membuat
kudetanya sendiri di Bayern, lalu diikuti dengan melawan pemerintahan di
Berlin. Hitler dan Ludendorff mencari dukunganStaatskommissar (komisaris
negara) Gustav
von Kahr, pemimpin de facto Bayern. Namun Kahr dan Kepala
Polisi Hans Ritter von Seisser (Seißer) dan
Jenderal Reichswehr Otto
von Lossow ingin mendirikan kediktatoran nasionalis tanpa
keterlibatan Hitler.[103]
Hitler
hendak merengkuh momen kritis ini demi meraih dukungan luas dari rakyat.[104]Pada tanggal 8 November 1923, ia
dan SA menyerbu rapat umum 3.000 orang yang diselenggarakan Kahr di Bürgerbräukeller,
sebuah aula bir besar di Munich. Hitler menyerobot pidato Kahr dan mengumumkan
bahwa revolusi nasional telah dimulai dan mendeklarasikan pembentukan
pemerintahan baru bersama Ludendorff.[105] Mundur ke ruang belakang,
Hitler, dengan pistol genggamnya, menuntut dan mendapat dukungan Kahr, Seisser,
dan Lossow.[105] Pasukan Hitler awalnya
berhasil menduduki Reichswehr dan markas polisi setempat; sayangnya, Kahr dan
rekan-rekannya menarik dukungan mereka dan baik AD maupun polisi negara tidak bergabung
dengan Hitler.[106] Keesokan harinya, Hitler dan
para pengikutnya berpawai dari aula bir keKementerian Perang Bayern untuk
menggulingkan pemerintahan Bayern, tetapi berhasil dibubarkan polisi.[107] 16 anggota NSDAP dan
4 polisi tewas dalam kudeta gagal ini.[108]
Hitler
kabur ke rumah Ernst
Hanfstaengl dan menurut sejumlah orang ia sempat
mempertimbangkan bunuh diri.[109] Ia depresi namun tenang saat
ditahan tanggal 11 November 1923 akibat pengkhianatan tingkat tinggi.[110] Pengadilannya dimulai bulan
Februari 1924 di hadapan Pengadilan Rakyat istimewa di Munich,[111] dan Alfred
Rosenberg menjadi ketua sementara NSDAP. Pada tanggal 1 April,
Hitler dihukum lima tahun penjara di Penjara
Landsberg.[112] Ia ditangani secara baik oleh
para penjaga; ia diizinkan menerima surat dari para pendukungnya dan kunjungan
rutin oleh rekan-rekan partai. Mahkamah Agung Bayern mengeluarkan pengampunan
dan Hitler dibebaskan dari penjara pada tanggal 20 Desember 1924, bertentangan
dengan keberatan jaksa negara.[113]Jika dihitung secara keseluruhan,
Hitler hanya mendekam selama satu tahun lebih di penjara.[114]
Sampul
debu Mein Kampf (1926–1927)
Di
Landsberg, Hitler mendiktekan sebagian besar volume pertama Mein Kampf(Perjuanganku; awalnya
berjudul Empat Setengah Tahun Perjuangan Melawan Kebohongan, Kebodohan,
dan Kepengecutan) kepada wakilnya, Rudolf Hess.[114]Buku tersebut, didedikasikan kepada
anggota Thule Society Dietrich Eckart, adalah sebuah otobiografi sekaligus
pemaparan ideologinya. Mein Kampf dipengaruhi oleh The Passing of the Great Race karya Madison
Grant, yang Hitler anggap "Injilku".[115] Buku tersebut menjadi dasar
rencana Hitler untuk mengubah masyarakat Jerman menjadi satu berdasarkan ras.
Sejumlah kalimat di dalamnya menekankan genosida.[116]Diterbitkan dalam dua volume tahun
1925 dan 1926, buku ini terjual sebanyak 228.000 eksemplar antara 1925 dan
1932. Satu juga eksemplar terjual pada 1933, tahun pertama Hitler
menjabat. [117]
Membangun
kembali NSDAP
.jpg)
Setelah
Hitler dibebaskan dari penjara, politik di Jerman sudah kurang bersaing dan
ekonomi membaik, sehingga membatasi kesempatan Hitler memenuhi tujuan
politiknya. Akibat Bierkeller Putsch yang gagal tersebut, NSDAP dan organisasi
terkait dilarang berdiri di Bayern. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri
BayernHeinrich
Held tanggal 4 Januari 1925, Hitler setuju menghormati
kewenangan negara: ia hanya akan mengejar kekuasaan politik melalui proses
demokratis. Pertemuan ini berhasil mencabut larangan terhadap NSDAP.[118] Akan tetapi, Hitler dilarang
berpidato di hadapan publik, [119] sebuah larangan yang tetap
berlaku sampai 1927.[120] Untuk memajukan ambisi
politiknya meski dilarang, Hitler menunjuk Gregor
Strasser, Otto
Strasser, dan Joseph Goebbels untuk mendirikan dan
mengembangkan NSDAP di Jerman utara. Seorang strategiwan berbakat, Gregor
Strasser, membuat jalur politik yang lebih independen dengan menekankan elemen
sosialis dari program partai ini.[121]
Bursa
saham di Amerika Serikat jatuh pada tanggal 24 Oktober 1929. Dampaknya
di Jerman begitu parah: jutaan orang di-PHK dan sejumlah bank besar bangkrut.
Hitler dan NSDAP bersiap untuk memanfaatkan peristiwa ini demi mendulang
dukungan bagi partai mereka. Mereka berjanji menghapus Perjanjian Versailles,
memperkuat ekonomi, dan menyediakan lapangan kerja.[122]
Masa
pemerintahan
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Masa pemerintahan Adolf Hitler
Hasil pemilu Partai Nazi[123]
|
||||
Pemilu
|
Total suara
|
% suara
|
Kursi Reichstag
|
Catatan
|
1.918.300
|
65
|
32
|
Hitler dipenjara
|
|
907.300
|
30
|
14
|
Hitler bebas
|
|
810.100
|
26
|
12
|
||
6.409.600
|
183
|
107
|
Setelah krisis keuangan
|
|
13.745.000
|
373
|
230
|
Setelah Hitler dicalonkan jadi presiden
|
|
11.737.000
|
331
|
196
|
||
17.277.180
|
439
|
288
|
Hitler saat menjadi Kanselir Jerman
|
Pemerintahan
Brüning
Hitler dan bendahara NSDAP Franz
Xaver Schwarz pada acara renovasi Palais Barlow diBrienner Straße di Munich di dalam kantor
pusatBrown
House, Desember 1930
Depresi Besar di Jerman memberi
kesempatan politik bagi Hitler. Penduduk Jerman setengah mendukung setengah
menentang republik
parlementer, yang menghadapi tekanan besar dari kaum ekstremis sayap
kanan dan kiri. Partai politik moderat tidak mampu membendung gelombang
ekstremisme, dan referendum Jerman 1929 berhasil membawa ideologi Nazi
ke permukaan.[124] Pemilihan umum September 1930
berakhir dengan terpecahnya koalisi
besar dan digantikan oleh kabinet minoritas. Ketuanya,
kanselir Heinrich Brüning dari Partai Tengah, memerintah menggunakan dekrit
daruratdari presiden Paul von Hindenburg.
Pemerintahaan menggunakan dekrit akan menjadi norma baru dan membuka jalan bagi
pemerintahan otoriter.[125] NSDAP bangkit dari
ketidakjelasan menjadi pemenang 18,3% suara dan 107 kursi parlemen dalam pemilu
tahun 1930, menjadikannya partai terbesar kedua di parlemen.[126]
Hitler
hadir pada pengadilan dua perwira Reichswehr, Letnan Richard Scheringer dan
Hans Ludin, pada musim gugur 1930. Keduanya dituduh memiliki keanggotaan di
NSDAP yang pada waktu itu tidak diperbolehkan untuk personil Reichswehr.[127]Hakim berpendapat bahwa NSDAP
adalah partai ekstremis, sehingga pengacara terdakwa Hans Frank terpaksa memanggil Hitler
untuk bersaksi di pengadilan.[128] Pada tanggal 25 September
1930 Hitler bersaksi bahwa partainya hanya mengejar kekuasaan politik melalui
pemilihan umum yang dmeokratis,[129] sebuah kesaksian yang
memberinya dukungan dari korps Reichswehr.[130]
Tindakan
Brüning yang keras membawa sedikit perbaikan terhadap ekonomi dan sangat tidak
merakyat.[131] Hitler memanfaatkannya dengan
menargetkan pesan-pesan politiknya khusus kepada orang-orang yang terkena
dampak inflasi 1920-an dan Depresi Besar, seperti petani, veteran perang, dan
kelas menengah.[132]
Hitler
secara resmi melepaskan kewarganegaraan Austrianya pada 7 April 1925, tetapi
belum memperoleh kewarganegaraan Jerman. Nyaris selama 7 tahun ia adalah orang
tanpa negara, tidak bisa menduduki jabatan publik, dan terancam dideportasi.[133] Pada tanggal 25 Februari
1932, menteri dalam negeri Brunswick, anggota NSDAP juga, menunjuk Hitler sebagai
pengurus delegasi negara untukReichsrat di
Berlin. Karena itu pula, Hitler otomatis menjadi warga negara Brunswick,[134] sekaligus Jerman.[135]
Tahun
1932, Hitler berkampanye melawan von Hindenburg dalam pemilu presiden. Kelangsungan pencalonannya
ditegaskan oleh pidato tanggal 27 Januari 1932 di Industry Club di Düsseldorf, yang memberinya dukungan dari
sebagian besar industrialis paling berpengaruh di Jerman.[136] Namun Hindenburg sudah
didukung oleh berbagai partai nasionalis, monarkis, Katolik, dan republikan, dan sejumlah kaum demokrat sosial.
Hitler memakai slogan kampanye "Hitler über Deutschland"
("Hitler di atas Jerman"), merujuk pada ambisi politik sekaligus
kampanyenya yang menggunakan pesawat terbang.[137] Hitler menempati peringkat
kedua di dua putaran pemilu dengan lebih dari 35% suara pada pemilu terakhir.
Meski ia kalah, pemilihan umum ini menjadikan Hitler kekuatan dalam
perpolitikan Jerman.[138]
Penunjukan
sebagai kanselir
Ketiadaan
pemerintahan yang efektif memaksa dua politikus berpengaruh, Franz von Papen dan Alfred
Hugenberg, bersama sejumlah industrialis dan pebisnis lainnya,
menyurati von Hindenburg. Para penandatangan memaksa Hindenburg menunjuk Hitler
sebagai kepala pemerintahan "bebas dari partai parlemen", yang akan
berubah menjadi gerakan yang mampu "memukau jutaan orang".[139][140]
Hitler, di jendela Reichskanzlei,
menerima sambutan pada malam pelantikannya sebagaikanselir, 30 Januari 1933
Hindenburg
dengan setengah hati setuju menunjuk Hitler sebagai kanselir setelah dua
pemilihan umum parlemen—bulan Juli dan November 1932—tidak menghasilkan
pembentukan pemerintahan mayoritas. Hitler akan memimpin pemerintahan koalisi
berusia pendek yang dibentuk oleh NSDAP dan partai Hugenberg, yaitu Partai Rakyat Nasional Jerman (DNVP).
Pada 30 Januari 1933, kabinet baru disumpah dalam upacara singkat di kantor Hindenburg.
NSDAP memperoleh tiga jabatan penting, Hitler menjadi Kanselir, Wilhelm Frick Menteri Dalam Negeri,
dan Hermann Göring Menteri
Dalam Negeri untuk Prusia.[141] Hitler sebelumnya menuntut
jabatan menteri sebagai upaya mengendalikan polisi di sebagian besar wilayah
Jerman.[142]
Kebakaran
Reichstag dan pemilu Maret
Sebagai
kanselir, Hitler berupaya melawan balik tindakan-tindakan para pesaing NSDAP
untuk membuat pemerintahan mayoritas. Karena kebuntuan politik, ia meminta
Presiden Hindenburg membubarkan Reichstag lagi dan menjadwalkan pemilu pada
awal Maret. Pada 27 Februari 1933, gedung Reichstag
terbakar. Göring menyebut hal ini sebagai plot komunis, karena
seorang komunis Belanda Marinus
van der Lubbe terbukti memperburuk keadaan di dalam gedung yang
terbakar itu.[143] Atas permintaan Hitler,
Hindenburg menanggapinya dengan mengeluarkan Dekrit Kebakaran Reichstag tanggal 28
Februari, yang menghapus hak-hak dasar dan mengizinkan penahanan tanpa diadili
terlebih dahulu. Aktivitas Partai
Komunis Jerman ditekan dan sekitar 4.000 anggota partai komunis
ditahan.[144] Para peneliti, termasuk William
L. Shirer Alan
Bullock, berpendapat bahwa NSDAP sendiri yang memulai kebakaran
tersebut.[145][146]
Selain
kampanye politik, NSDAP terlibat dalam kekerasan paramiliter dan penyebaran
propaganda anti-komunis beberapa hari menjelang pemilu. Pada hari-H, 6 Maret
1933, jumlah suara NSDAP meningkat menjadi 43,9% dan partai ini memperoleh
jumlah kursi terbanyak di parlemen. Akan tetapi, partai Hitler gagal
mengamankan mayoritas absolut, sehingga mereka harus berkoalisi dengan DNVP.[147]
Hari
Potsdam dan UU Pengaktifan [sunting]
Tanggal
21 Maret 1933, Reichstag baru dibentuk melalui upacara pembukaan di Gereja Garnisun di Potsdam. "Hari Potsdam" ini diadakan
untuk menunjukkan persatuan antara gerakan Nazi dan kaum elit dan militer Prusia lama. Hitler tampil dengan mantel
pagidan dengan ramah menyambut Presiden von Hindenburg.[148][149]
Paul von Hindenburg dan Adolf Hitler pada Hari
Potsdam, 21 Maret 1933
Demi
mencapai kendali politik penuh meski gagal memeroleh mayoritas absolut di
parlemen, pemerintahan Hitler meminta rancangan Ermächtigungsgesetz (Undang-Undang Pengaktifan) untuk menjalani
pemungutan suara di Reichstag yang baru terbentuk ini. RUU ini memberikan kabinet
Hitler kekuasaan legislatif penuh selama empat tahun dan (dengan sejumlah
pengecualian) mengizinkan penyimpangan dari konstitusi.[150] RUU tersebut membutuhkan
mayoritas dua per tiga agar bisa disahkan. Tanpa menyiakan kesempatan, Nazi
memakai persyaratan Dekrit Kebakaran Reichstag untuk mencegah sejumlah deputi
Demokrat Sosial hadir; Partai Komunis resmi dilarang.[151]
Pada
23 Maret, Reichstag bersidang di Kroll
Opera House di bawah suasana yang kacau balau. Sejumlah anggota
SA menjadi penjaga di dalam gedung, sementara kerumunan besar di luar yang
menentang RUU meneriakkan slogan dan ancaman terhadap anggota parlemen yang
baru datang.[152] Posisi Partai Tengah, partai terbesar ketiga di Reichstag, adalah
mutlak. Setelah Hitler berjanji langsung kepada ketua partai Ludwig
Kaas bahwa Presiden von Hindenburg akan mempertahankan hak
vetonya, Kaas mengumumkan Partai Tengah kan mendukung RUU Pengaktifan.
Akhirnya, UU Pengaktifan disahkan dengan suara 441–84; semua partai kecuali
Demokrat Sosial memberi suara setuju. UU Pengaktifan, bersama Dekrit Kebakaran
Reichstag, mengubah pemerintahan Hitler menjadi kediktatoran de facto yang sah
secara hukum.[153]
Penghapusan
batasan lain
" Meski tampak seperti omong kosong, aku
beritahu kalian bahwa gerakan Sosialis Nasional akan berlanjut sampai 1.000
tahun! ... Jangan lupa bagaimana orang-orang menertawakanku 15 tahun yang lalu
saat kukatakan bahwa suatu hari aku akan memimpin Jerman. Mereka sekarang
tertawa, sama bodohnya, saat aku menyatakan akan terus berkuasa! " —Adolf
Hitler kepada seorang koresponden Britania di Berlin, Juni 1934[154]
Setelah
berhasil mengendalikan penuh cabang pemerintahan legislatif dan eksekutif,
Hitler dan sekutu politiknya mulai menekan oposisi politik yang tersisa secara
sistematis. Partai Demokratik Sosial dilarang berdiri
dan semua asetnya disita.[155] Saat delegasi serikat dagang
berkumpul di Berlin untuk aktivitas May Day, tentara SA merubuhkan kantor-kantor
serikat di seluruh Jerman. Pada tanggal 2 Mei 1933, semua serikat dagang
terpaksa bubar dan ketua-ketuanya ditahan; beberapa di antaranya dikirim
ke kamp konsentrasi.[156] Front
Buruh Jerman dibentuk sebagai organisasi yang memayungi semua
pekerja, pengurus, dan pemilik perusahaan, sehingga merefleksikan konsep
sosialisme nasional dengan semangat Volksgemeinschaft Hitler
(komunitas rasial Jerman; secara harafiah berarti "komunitas
rakyat").[157]
Pada tahun 1934, Hitler menjadi kepala negara Jerman
dengan gelar Führer und Reichskanzler (pemimpin
dan kanselir Reich).
Pada
akhir Juni, partai-partai lain diintimidasi agar bubar. Dengan bantuan SA,
Hitler menekan rekan koalisinya, Hugenberg, supaya mundur. Tanggal 14 Juli
1933, NSDAP dinyatakan sebagai satu-satunya partai politik yang sah di Jerman.[157][155] Tuntutan SA untuk kekuasaan
politik dan militer yang lebih besar memunculkan kegelisahan di kalangan
pimpinan militer, industri, dan politik. Hitler menanggapinya dengan menghapus
seluruh kepemimpinan SA dalam Malam Pisau-Pisau Panjang yang
dilancarkan pada 30 Juni sampai 2 Juli 1934.[158] Hitler menargetkan Ernst Röhm dan pimpinan SA lainnya,
bersama sejumlah lawan politik Hitler (seperti Gregor Strasser dan mantan
kanselir Kurt
von Schleicher), yang kemudian dikumpulkan, ditahan, dan ditembak
mati.[159] Saat komunitas internasional
dan sejumlah masyarakat Jerman terkejut akibat pembunuhan itu, banyak kalangan
di Jerman melihat Hitler sedang menegakkan ketertiban.[160]
Tanggal
2 Agustus 1934, Presiden von Hindenburg meninggal dunia. Sehari sebelumnya,
kabinet telah mengesahkan "Hukum Jabatan Negara Tertinggi Reich".[161] Hukum ini menyatakan bahwa
setelah Hindenburg meninggal dunia, jabatan presiden akan dihapus dan
kekuasaannya digabung dengan kekuasaan kanselir. Hitler lantas menjadi kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan, dan secara formal diberi nama Führer und Reichskanzler (pemimpin dan
kanselir).[162] Hukum ini melanggar
Undang-Undang Pengaktifan. Meski mengizinkan Hitler menyimpang dari konstitusi,
UU ini secara eksplisit melarangnya menerobos hukum apapun yang berkaitan
dengan jabatan presiden. Pada tahun 1932, konstitusi tersebut diamandemen untuk
menjadikan presiden Mahkamah Agung, bukan kanselir, sebagai presiden sementara
sambil menunggu pemilihan umum baru.[163] Dengan hukum ini, Hitler
menghapus alternatif hukum terakhir yang dapat menurunkannya dari tampuk
kekuasaan.
Sebagai
kepala negara, Hitler menjadi Komandan Tertinggi angkatan bersenjata. Sumpah
setia tentara yang biasa diganti menjadisumpah
setia kepada diri Hitler, bukannya jabatan komandan tertinggi atau
negara.[164] Pada 19 Agustus, penggabungan
kepresidenan dengan kekanseliran disetujui oleh 90% suara dalam sebuah plebisit.[165]
Pada
awal 1938, Hitler memakai taktik pemfitnahan untuk mengonsolidasikan kekuasaan
militernya dengan mencetuskan Skandal Blomberg–Fritsch. Hitler memaksa
Menteri Perang, Marsekal Lapangan Werner
von Blomberg mengundurkan diri dengan menunjukkan laporan
polisi bahwa istri baru Blomberg pernah terlibat dalam prostitusi.[166][167] Komandan Angkatan Darat
Kolonel-Jenderal Werner
von Fritsch disingkirkan dengan cara yang sama setelah Schutzstaffel (SS) membuat tuduhan bahwa
ia terlibat dalam hubungan homoseksual.[168] Keduanya menjadi sosok yang
tidak disukai setelah mereka keberatan terhadap permintaan Hitler agar Wehrmacht dipersiapkan untuk perang setidaknya
tahun 1938.[169] Hitler mengambil alih jabatan
Komandan Bertugas Blomberg, sehingga ia bisa mengendalikan angkatan bersenjata
secara pribadi. Ia mengganti Kementerian Perang dengan Oberkommando der Wehrmacht (Komando
Tinggi Angkatan Bersenjata, atau OKW), dipimpin JenderalWilhelm Keitel. Pada hari yang sama, 16
jenderal dipecat dan 44 lainnya dipindahtugaskan; semuanya diduga tidak
pro-Nazi. [170] Pada awal Februari 1938, 12
jenderal dipecat.[171]
Setelah
mengonsolidasikan kekuatan politiknya, Hitler menekan atau menyingkirkan
oposisinya melalui proses Gleichschaltung.
Ia berupaya mendapat tambahan dukungan publik dengan berjanji memutarbalikkan
dampak Depresi Besar dan Perjanjian Versailles.
Banyak
dekrit Hitler didasarkan pada Dekrit Kebakaran Reichstag, sesuai Artikel
48 Konstitusi Weimar. Dekrit ini memberi presiden kekuasaan
mengambil tindakan darurat untuk melindungi keselamatan dan ketertiban
masyarakat. Karena itu, Hitler bisa berkuasa di bawah darurat militer yang sah. Reichstag dua
kali memperbaiki UU Pengaktifan sebagai formalitas karena semua partai selain
Nazi dilarang berdiri.[172]
Reich
Ketiga
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Jerman Nazi
Ekonomi
dan budaya
Upacara penghormatan korban meninggal (Totenehrung) di
teras depan Aula Kehormatan (Ehrenhalle) di lapangan rapat partai Nazi,Nuremberg, September 1934
Pada
bulan Agustus 1934, Hitler menunjuk presiden Reichsbank Hjalmar Schachtsebagai Menteri Ekonomi, dan
pada tahun selanjutnya, sebagai Menteri Ekonomi Perang Berkuasa Penuh yang
bertugas mempersiapkan ekonomi negara untuk perang.[173] Rekonstruksi dan persenjataan
kembali didanai oleh surat
Mefo, pencetakan uang, dan penyitaan aset orang-orang yang ditahan
sebagai musuh negara, termasuk kaum Yahudi.[174] Pengangguran menurun dari
enam juta orang pada tahun 1932 menjadi satu juta orang pada tahun 1936.[175] Hitler mengoperasikan salah
satu kampanye perbaikan infrastruktur terbesar sepanjang sejarah Jerman,
termasuk pembangunan bendungan, jalan bebas hambatan, rel kereta, dan
pekerjaan umum lainnya. Upah agak rendah pada pertengahan sampai akhir 1930-an
jika dibandingkan dengan upah pada masa Republik Weimar, sementara biaya hidup
naik 25%.[176]Minggu kerja rata-rata bertambah
saat peralihan ke ekonomi perang; pada 1939, rata-rata orang Jerman bekerja
antara 47 sampai 50 jam seminggu.[177]
Pemerintah
Hitler mensponsori arsitektur dalam
skala besar. Albert Speer,
terkenal karena mengimplementasikan reinterpretasi klasik Hitler terhadpa
budaya Jerman, ditugaskan membuat rencana renovasi arsitektur Berlin.[178] Tahun 1936, Hitler
membuka Olimpiade Musim
Panas di Berlin.
Persenjataan
kembali dan aliansi baru [sunting]

Dalam
pertemuan dengan para pemimpin militer Jerman tanggal 3 Februari 1933, Hitler
membicarakan "penaklukan untuk memperoleh Lebensraum di Timur dan Jermanisasi-nya
yang kejam" sebagai tujuan utama kebijakan luar negerinya.[179] Pada bulan Maret, Pangeran
Bernhard Wilhelm von Bülow, sekretaris di Auswärtiges
Amt (Kementerian Luar Negeri), mengeluarkan pernyataan berupa
tujuan-tujuan utama kebijakan luar negeri: Anschluss dengan Austria, pengembalian
perbatasan nasional Jerman tahun 1914, penolakan pembatasan militer Perjanjian
Versailles, pengembalian bekas koloni Jerman di Afrika, dan zona pengaruh
Jerman di Eropa Timur. Hitler melihat tujuan-tujuan yang dibuat Bülow terlalu
sederhana.[180] Dalam beberapa pidato
selanjutnya, ia menekankan tujuan damai dari kebijakannya dan kemauan untuk
bekerja sama dengan perjanjian internasional.[181] Pada pertemuan pertama
Kabinetnya tahun 1933, Hitler memprioritaskan anggaran militer ketimbang
pembuatan lapangan kerja.[182]
Pada 25 Oktober 1936, sebuah Poros resmi dibentuk
antara Italia dan Jerman.
Jerman
keluar dari Liga Bangsa-Bangsa dan Konferensi Pelucutan Senjata Dunia pada
Oktober 1933.[183] Bulan Maret 1935, Hitler
mengumumkan perluasan Wehrmacht menjadi 600.000 anggota—enam kali lebih besar
daripada yang diizinkan Perjanjian Versailles—termasuk pembentukan angkatan
udara (Luftwaffe) dan perluasan ukuran angkatan laut
(Kriegsmarine). Britania, Perancis, Italia, dan
Liga Bangsa-Bangsa mengutuk pelanggaran perjanjian tersebut.[184] Perjanjian Laut Inggris-Jerman (AGNA)
tanggal 18 Juni 1935 mengizinkan peningkatan tonase Jerman menjadi 35%-nya AL
Britania Raya. Hitler menyebut penandatanganan AGNA sebagai "hari paling
membahagiakan dalam hidupnya," percaya bahwa perjanjian tersebut
menandakan awal dari aliansi Inggris-Jerman yang ia prediksikan di Mein
Kampf.[185] Perancis dan Italia tidak
diikutsertakan sebelum penandatanganan, sehingga secara langsung mengabaikan
LBB dan menjadikan Perjanjian Versailles tidak berlaku lagi.[186]
Hitler bersama Arthur Seyss-Inquart, Martin Bormann, Heinrich Himmler, dan Reinhard Heydrichdi Wina, 1938
Jerman menduduki kembali zona
demiliterisasi Rhineland pada
bulan Maret 1936, melanggar Perjanjian Versailles. Hitler juga mengirim tentara
ke Spanyol untuk membantu Jenderal Franco setelah menerima
permintaan bantuan pada bulan Juli 1936. Pada saat yang sama, Hitler
melanjutkan upayanya membentuk aliansi Inggris-Jerman.[187] Pada Agustus 1936, menanggapi
krisis ekonomi yang semakin besar akibat upaya persenjataan kembali, Hitler
meminta Göring memberlakukan Rencana
Empat Tahun demi menyiapkan Jerman untuk perang dalam kurun
empat tahun selanjutnya.[188] Rencana ini merupakan
perjuangan habis-habisan antara "Judeo-Bolshevisme" dan sosialisme
nasional Jerman, yang dalam pandangan Hitler membutuhkan upaya persenjataan
kembali tanpa memikirkan risiko ekonomi.[189]
Conti Galeazzo
Ciano, menteri luar negeri untuk pemerintahan Benito Mussolini, mengumumkan pembentukan
aliansi antara Jerman dan Italia, dan pada 25 November, Jerman
menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jepang. Britania, Cina, Italia, dan Polandia
juga diundang untuk bergabung dengan Pakta Anti-Komintern, namun hanya Italia
yang menandatanganinya pada tahun 1937. Hitler membatalkan rencana aliansi
Inggris-Jermannya dan menyalahkan pemerintah Britania yang "tidak pas".[190] Pada pertemuan di Reichskanzlei dengan
menteri luar negeri dan pimpinan militernya November itu, Hitler menyatakan
kembali keinginannya mengejar Lebensraum untuk bangsa Jerman.
Ia memerintahkan persiapan perang di wilayah timur dimulai setidaknya tahun
1938 dan tidak melewati tahun 1943. Menjelang kematiannya, menit-menit
konferensi yang direkam sebagai Hossbach
Memorandum tersebut dianggap sebagai "pernyataan
politik"-nya.[191] Ia merasa penurunan tajam
standar hidup di Jerman diakibatkan oleh krisis ekonomi yang hanya bisa
dihentikan oleh agresi militer terhadap Austria dan Cekoslowakia.[192][193] Hitler menginginkan aksi
cepat sebelum Britania dan Perancis unggul permanen dalam perlombaan
senjata.[192] Pada awal 1938, setelah
Skandal Blomberg–Fritsch, Hitler mengambil alih kendali instrumen
militer-kebijakan luar negeri, memecat Neurath sebagai Menteri Luar Negeri dan
menunjuk dirinya sendiri sebagai Oberster Befehlshaber der Wehrmacht (komandan
tertinggi angkatan bersenjata).[188] Sejak awal 1938 sampai
seterusnya, Hitler menerapkan kebijakan luar negeri dengan tujuan perang.[194]
Perang
Dunia II
Aliansi
dengan Jepang
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Hubungan Jerman–Jepang
Hitler dan Menteri Luar Negeri Jepang, Yōsuke Matsuoka, pada pertemuan di Berlin
bulan Maret 1941. Di belakangnya adalah Joachim von
Ribbentrop.
Pada
Februari 1938, atas nasihat Menteri Luar Negeri yang baru ditunjuk, Joachim von
Ribbentrop yang sangat pro-Jepang, Hitler mengakhiri aliansi Cina-Jerman denganRepublik Cina demi membentuk aliansi
dengan Jepang yang lebih modern dan kuat. Hitler mengumumkan pemerintahannya
mengakui Manchukuo, negara dudukan Jepang di Manchuria, dan menarik klaim Jerman terhadap
bekas koloni mereka di Pasifik yang dimiliki Jepang.[195] Hitler menyatakan berakhirnya
pengiriman senjata ke Cina dan memulangkan semua pejabat Jerman yang bekerja di
Angkatan Darat Cina.[195]Sebagai tindak balasan, Jenderal
Cina Chiang Kai-shek membatalkan
semua perjanjian ekonomi Cina-Jerman, sehingga bahan mentah Cina tidak lagi
masuk ke Jerman.[196]
Austria
dan Cekoslowakia [sunting]
Pada
tanggal 12 Maret 1938, Hitler mengumumkan penyatuan Austria dengan Jerman Nazi
dalam program Anschluss.[197][198] Hitler kemudian mengalihkan
perhatiannya ke populasi etnis
Jerman di distrik Sudetenland di Cekoslowakia.[199]
Tanggal
28–29 Maret 1938, Hitler mengadakan serangkaian pertemuan rahasia di Berlin
bersama Konrad
Henlein dari Heimfront (Front Dalam Negeri)
Sudeten, partai etnis Jerman di Sudetenland. Mereka setuju agar Henlein meminta
otonomi yang lebih besar bagi penduduk Jerman Sudeten ke pemerintah Cekoslowakia,
sehingga memberi legitimasi atas aksi militer Jerman ke Cekoslowakia. Pada
April 1938, Henlein memberitahu menteri luar negeri Hongaria bahwa "apapun yang
ditawarkan pemerintah Ceko, ia akan selalu meminta lebih tinggi lagi ...
ia ingin menyabotase pemahaman dengan artian apapun karena inilah satu-satunya
cara memecah Cekoslowakia dengan cepat".[200] Secara pribadi, Hitler
menganggap masalah Sudeten tidak penting; keinginan sebenarnya adalah
melancarkan perang penaklukan terhadap Cekoslowakia.[201]
Oktober 1938: Hitler (berdiri di Mercedes) berkendara
melalui kerumunan di Cheb (bahasa Jerman: Eger), bagian
dari wilayah berpenduduk Jerman Sudetenland di Cekoslowakia, yang dianeksasi ke Jerman Nazi
akibat Perjanjian
Munich
Pada
bulan April, Hitler meminta OKW bersiap-siap untuk Fall Grün ("Kasus Hijau"),
kode invasi ke Cekoslowakia.[202] Karena tekanan diplomatik
bertubi-tubi dari Perancis dan Britania, pada tanggal 5 September Presiden
Cekoslowakia Edvard Benešmeluncurkan
"Rencana Keempat" untuk reorganisasi konstitusional negaranya yang
menyetujui sebagian besar permintaan Henlein untuk otonomi Sudeten.[203] HeimfrontHenlein
menanggapi tawaran Beneš dengan serangkaian kerusuhan melawan polisi
Cekoslowakia dan berujung pada penerapan darurat militer di sejumlah distrik di
Sudeten.[204][205]
Jerman
bergantung pada minyak
impor; konfrontasi dengan Britania atas sengketa Cekoslowakia akan
mengurangi suplai minyak Jerman. Hitler membatalkan Fall Grünyang
awalnya direncanakan dilaksanakan tanggal 1 Oktober 1938.[206] Pada 29 September,
Hitler, Neville
Chamberlain, Édouard
Daladier, dan Benito Mussolinimengadakan konferensi satu
hari di Munich dan menghasilkan Perjanjian
Munich yang berisi penyerahan distrik Sudetenland ke Jerman.[207][208]
Toko-toko Yahudi hancur di Magdeburgpasca-Kristallnacht (November 1938)
Chamberlain
puas dengan konferensi Munich dan menyebutnya "perdamaian untuk masa kini", sementara
Hitler marah karena kehilangan kesempatan berperang pada tahun 1938;[209][210] ia menyatakan
ketidakpuasannya dalam sebuah pidato tanggal 9 Oktober diSaarbrücken.[211] Dalam pandangan Hitler,
perdamaian yang dibantu Britania ini, meski memenuhi permintaan Jerman, adalah
kekalahan diplomatik yang menggagalkan keinginannya membatasi kekuasaan
Britania untuk membuka jalan ekspansi Jerman ke timur.[212][213] Karena pertemuan itu pula
Hitler terpilih sebagai Man of the Year versi
majalah Time tahun
1938.[214]
Pada
akhir 1938 dan awal 1939, krisis ekonomi yang berlanjut akibat persenjataan
kembali memaksa Hitler memotong anggaran besar-besaran.[215] Dalam pidato "Ekspor
atau mati" tanggal 30 JAnuari 1939, ia meminta serangan ekonomi demi
meningkatkan kepemilikan valuta asing Jerman untuk membeli bahan mentah seperti
besi berkualitas tinggi untuk senjata-senjata militernya.[215]
Pada
tanggal 15 Maret 1939, melanggar Perjanjian Munich dan mungkin akibat krisis
ekonomi yang menekankan perlunya aset tambahan,[216] Hitler memerintahkan
Wehrmacht menyerbu Praha dan
memproklamasikan Bohemia dan Moravia sebagai protektoratJerman
dari Kastil Praha.[217]
Pecahnya
Perang Dunia II [sunting]
Dalam
diskusi pribadi tahun 1939, Hitler menyatakan Britania sebagai musuh utama yang
perlu dikalahkan dan pemusnahan Polandia adalah prasyarat yang diperlukan demi
mencapai tujuan tersebut. Sisi timur akan diamankan dan daratannya dimasukkan
dalamLebensraum Jerman.[218] Tersinggung oleh
"jaminan" kemerdekaan Polandia oleh Britania pada 31 Maret 1939,
Hitler berkata, "Aku harus membuatkan minuman iblis untuk mereka."[219] Dalam sebuah pidato di Wilhelmshaven pada acara peluncuran kapal
perangTirpitz tanggal 1 April, ia mengancam
akan membatalkan Perjanjian Laut Inggris-Jerman jika Britania
terus menjamin kemerdekaan Polandia, yang ia pandang sebagai kebijakan
"pengepungan".[219] Polandia akan menjadi negara
satelit Jerman atau dinetralisasi untuk mengamankan sisi timur Reich dan
mencegah kemungkinan blokade Britania.[220] Hitler awalnya memilih ide
negara satelit, tetapi karena ditolak pemerintah Polandia, ia memutuskan
menginvasi Polandia dan menjadikannya tujuan utama kebijakan luar negerinya
tahun 1939.[221] Pada tanggal 3 April, Hitler
memerintahkan pihak militer bersiap untuk Fall
Weiss ("Kasus Putih"), yaitu rencana penyerbuan
ke Polandia tanggal 25 Agustus.[221] Dalam pidato di Reichstag
tanggal 28 April, Hitler membatalkan Perjanjian Laut Inggris-Jerman dan Pakta Non-Agresi Jerman–Polandia. Pada bulan
Agustus, Hitler memberitahu jenderal-jenderalnya bahwa rencana awalnya untuk
tahun 1939 adalah "...membentuk hubungan baik dengan Polandia demi
memerangi Barat."[222] Sejumlah sejarawan seperti
William Carr, Gerhard
Weinberg, dan Ian Kershaw berpendapat bahwa alasan ketergesaan
Hitler melancarkan perang adalah ia takut keburu meninggal duluan.[223][224][225]
Hitler di prangko 42 pfennig tahun
1944. IstilahGrossdeutsches Reich (Reich Jerman Raya) pertama
dipakai tahun 1943 untuk menyebut wilayah ekspansi Jerman di bawah
kekuasaannya.
Hitler
khawatir serangan militernya ke Polandia akan menciptakan perang lebih awal
terhadap Britania.[220][226] Akan tetapi, menteri luar
negeri Hitler—dan mantan Duta Besar untuk London—Joachim von Ribbentrop
menjamin bahwa baik Britania maupun Perancis tidak akan menghormati komitmen
mereka ke Polandia.[227][228] Karena dijamin seperti itu,
pada tanggal 22 Agustus 1939 Hitler memerintahkan mobilisasi militer ke
Polandia.[229]
Rencana
ini memerlukan bantuan rahasia dari Soviet[230] dan pakta
non-agresi (Pakta
Molotov-Ribbentrop) antara Jerman dan Uni Soviet, dipimpin Joseph Stalin, termasuk perjanjian rahasia
pembelahan Polandia untuk kedua negara tersebut.[231] Menanggapi pakta yang baru
terbentuk ini—dan berbeda dengan prediksi Ribbentrop bahwa aksi ini akan
memperburuk hubungan Inggris-Polandia—Britania dan Polandia membentuk aliansi
Inggris-Polandia pada 25 Agustus 1939. Manuver ini, bersamaan dengan berita
dari Italia bahwa Mussolini tidak akan menghormati Pakta
Baja, memaksa Hitler menunda serbuan ke Polandia dari 25 Agustus
menjadi 1 September.[232] Hitler gagal mengalihkan
Britania ke posisi netral dengan menawarkan jaminan non-agresi ke Imperium
Britania tanggal 25 Agustus; ia kemudian menginstruksikan Ribbentrop agar
mengungkapkan rencana perdamaian menit-menit terakhir dengan batasan waktu yang
sangat pendek agar bisa menyalahkan perang yang akan terjadi pada
ketidaksigapan Britania dan Polandia.[233][234]
Meski
gelisah akan intevensi Britania, Hitler melanjutkan rencana invasi Polandia.[235]Pada tanggal 1 September 1939,
Jerman menyerbu Polandia
barat dengan alasan klaimnya terhadap Kota
Bebas Danzig dan haknya atas jalan ekstrateritorial
melintasi Koridor
Polandia ditolak, yang telah diserahkan Jerman sesuai
Perjanjian Versailles.[236] Merespon tindakan ini,
Britania Raya dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3
September, mengejutkan Hitler dan memaksanya bertanya dengan nada marah kepada
Ribbentrop, "Sekarang apa lagi?"[237]PErancis dan Britania segera
bertindak sesuai pernyataan mereka, dan pada 17 September, pasukan Soviet
menyerbu Polandia timur.[238]
—Adolf
Hitler, pidato umum di Danzig pada akhir
September 1939
Anggota Reichstag menghormati Hitler di Kroll
Opera House tanggal 6 Oktober 1939, pada akhirInvasi Polandia
Jatuhnya
Polandia diikuti oleh apa yang disebut sejumlah wartawan sebagai "Perang
Palsu" atau Sitzkrieg ("perang
duduk"). Hitler menginstruksikan dua Gauletier Polandia
barat laut yang baru ditunjuk, Albert
Forster dari Reichsgau Danzig-Prusia Barat danArthur
Greiser dari Reichsgau
Wartheland, untuk "menjermanisasikan"
daerah mereka "tanpa pertanyaan" tentang bagaimana caranya.[240] Ketika penduduk Polandia di
daerah Forster harus menandatangani pernyataan bahwa mereka memiliki darah
Jerman,[241] Greiser melakukan
kampanye pembersihan
etnis brutal terhadap penduduk Polandia di daerahnya.[240] Greiser mengeluh Forster
mengizinkan ribuan orang Polandia diterima sebagai "ras" Jerman
sehingga mengancam "kemurnian ras" Jerman. Hitler menolak terlibat,[240] karena ingin menjadikannya
contoh dari teori "bekerja untuk Führer": Hitler mengeluarkan
instruksi yang tidak jelas dan mengharapkan semua bawahannya menjalankan
kebijakan mereka sendiri.
Sengketa
lain muncul tentang metode Himmler dan Greiser, yang memilih pembersihan etnis
di Polandia, melawan metode Göring dan Hans Frank, Gubernur Jenderal
teritori Pemerintah
Umum Polandia, yang ingin mengubah Polandia menjadi
"lumbung padi" Reich.[242] Pada tanggal 12 Februari
1940, sengketa ini awalnya selesai melalui pelaksanaan metode Göring–Frank,
yang mengakhiri pengusiran massal yang mengganggu arus ekonomi.[242] Akan tetapi, pada 15 Mei
1940, Himmler menulis memo berjudul "Pemikiran tentang Penanganan Penduduk
Asing di Timur" yang mengusulkan pengusiran seluruh penduduk Yahudi di
Eropa ke Afrika dan mengucilkan penduduk Polandia menjadi "kelas buruh
tanpa pemimpin."[242] Hitler menyebut memo Himmler
"bagus dan tepat,"[242] lalu menerapkan kebijakan
Himmler–Greiser di Polandia, sambil mengabaikan Göring dan Frank.
Hitler mengunjungi Paris bersama arsitek Albert Speer (kiri) dan pemahat Arno
Breker (kanan), 23 Juni 1940
Hitler
mulai memusatkan militernya di perbatasan barat Jerman, dan pada April 1940,
pasukan Jerman menyerbu Denmark
dan Norwegia. Tanggal 9 April, Hitler mengumumkan kelahiran "Reich
Jerman Raya", yaitu visinya akan sebuah imperium bangsa-bangsa
Jermanik di Eropa yang bersatu, tempat orang Belanda, Flandria, dan Skandinavia
bergabung dalam pemerintahan "ras murni" di bawah kepemimpinan
Jerman.[243] Bulan Mei 1940, Jerman menyerang Perancis,
dan mendudukiLuksemburg, Belanda,
dan Belgia.
Kemenangan tersebut memaksa Mussolini membawa Italia bergabung dengan Hitler
pada 10 Juni. Perancis menyerah tanggal 22 Juni.[244]
Britania,
yang tentaranya dipaksa meninggalkan Perancis melalui laut dari Dunkirk,[245]terus berperang bersama jajahan Britania
yang lain pada Pertempuran Atlantik. Hitler menawarkan
perdamaian kepada pemimpin Britania Raya yang baru, Winston Churchill, dan setelah ditolak ia
memerintahkan serangan
pengeboman ke Britania Raya. Rencana invasi Hitler ke Britania
Raya dimulai dengan serangkaian serangan udara pada Pertempuran Britania terhadap
sejumlah pangkalan udara dan stasiun radarAngkatan Udara
Kerajaan (RAF) di Inggris Tenggara. Sayangnya, Luftwaffe Jerman
tidak mampu mengalahkan Angkatan Udara Kerajaan.[246] Pada akhir Oktober, Hitler
menyadari bahwa superioritas udara untuk invasi Britania—Operasi
Sea Lion—tidak dapat diraih, lalu ia melancarkan serangan udara malam terhadap kota-kota
di Britania, termasuk London, Plymouth, dan Coventry.[247]
Pada
tanggal 27 September 1940, Pakta
Tiga Pihak ditandatangani di Berlin olehSaburō
Kurusu dari Kekaisaran Jepang, Hitler, dan menteri luar
negeri Italia Ciano,[248]kemudian meluas hingga
Hongaria, Rumania, dan Bulgaria, sehingga memperkuat kekuatan Poros. Upaya Hitler dalam
mengintegrasikan Uni Soviet dengan blok anti-Britania gagal pasca pertemuan
buntu antara Hitler dan Molotov di
Berlin pada bulan November, kemudian ia meminta semua pihak bersiap untuk
invasi besar-besaran ke Uni Soviet.[249]
Pada
musim semi 1941, aktivitas militer di Afrika Utara, Balkan, dan Timur Tengah mengalihkan Hitler dari rencananya
di kawasan timur. Bulan Februari, pasukan
Jerman tiba di Libya untuk memperkuat keberadaan pasukan Italia
di sana. Bulan April, Hitler melancarkan invasi
Yugoslavia, yang tidak lama kemudian diikuti dengan invasi Yunani.[250] Bulan Mei, pasukan Jerman
dikirim untuk membantu pasukan
pemberontak Irak memerangi Britania dan menyerbu Kreta. Pada tanggal 23 Mei, Hitler
mengeluarkan Surat Perintah Führer No. 30.[251]
Menjelang
kekalahan [sunting]
Tanggal
22 Juni 1941, melawan pakta non-agresi Hitler–Stalin tahun 1939, 5,5 juta
tentara Poros menyerbu Uni Soviet. Tujuan dari serangan berskala besar ini (Operasi Barbarossa)
adalah penghancuran total Uni Soviet dan perebutan semua sumber daya alamnya
untuk upaya agresi masa depan terhadap negara-negara Barat.[252][253] Dalam invasi ini, Jerman
berhasil mencaplok wilayah yang sangat luas, termasuk beberapa republik Baltik, Belarus, dan Ukraina Barat. Setelah keberhasilan Pertempuran Smolensk, Hitler
memerintahkan Grup Angkatan Darat Tengah menghentikan
lajunya ke Moskwa dan sementara mengalihkan grup Panzernya ke utara dan selatan
untuk membantu pengepungan Leningrad dan Kiev.[254] Keputusan Hitler ini
menciptakan krisis besar di kalangan petinggi militer, karena para jenderal
tidak setuju dengan perubahan target tersebut.[255][256] Jeda yang diambil Hitler pada
akhir musim panas memberikan Angkatan Darat Merah kesempatam memobilisasi
cadangan-cadangan baru; sejarawan Russel Stolfi menganggap hal ini sebagai
salah satu faktor utama yang menyebabkan kegagalan serangan Moskwa, yang baru
dilanjutkan bulan Oktober 1941 danberakhir dengan
kegagalan besar pada bulan Desember.[254]
Bersama Jenderal Keitel, Paulus,
dan von Brauchitsch, Hitler membicarakan situasi
di Front Timur pada Oktober 1941
Pada
tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbor, Hawaii. Empat
hari kemudian, Hitler secara resmi menyatakan perang melawan Amerika Serikat.[257]
Hitler saat berpidato di Reichstag, menyerang Presiden
Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt,
11 Desember 1941
Tanggal
18 Desember 1941, Himmler menanyai Hitler, "Apa yang perlu dilakukan
terhadap kaum Yahudi Rusia?" Hitler menjawab, "als Partisanen
auszurotten" ("musnahkan mereka sebagai partisan").[258]Sejarawan Israel Yehuda
Bauerberkomentar bahwa pernyataan tersebut bisa jadi tanda-tanda
yang hampir bisa dikatakan para sejarawan sebagai perintah langsung dari Hitler
untuk melaksanakan genosida saat Holocaust.[258]
Pada
akhir 1942, pasukan Jerman kalah dalam pertempuran El Alamein kedua,[259]menggagalkan rencana Hitler
merebut Terusan Suez dan
Timur Tengah. Kelewat yakin atas kemampuan militernya sendiri pasca kemenangan
awal tahun 1940, Hitler menjadi tidak percaya terhadap Komando Tinggi Angkatan
Darat dan mulai ikut campur dalam militer dan perencanaan taktis dengan akibat
yang menghancurkan.[260] Pada bulan Februari 1943,
penolakan Hitler yang berulang-ulang terhadap penarikan mereka dari Pertempuran
Stalingrad mengakibatkan kehancuran total Angkatan Darat ke-6. Lebih dari 200.000
tentara Poros gugur dan 235.000 lainnya ditawan, hanya 6.000 di antaranya yang
pulang ke Jerman setelah perang.[261] Setelah itu, terjadi
kekalahan mutlak pada Pertempuran Kursk.[262] Pendapat militer Hitler mulai
tidak jelas, dan posisi militer dan ekonomi Jerman ikut jatuh seiring
memburuknya kesehatan Hitler. Kershaw dan sejarawan lain percaya Hitler
mengalami penyakit Parkinson.[263]
Pasca invasi Sekutu ke
Sisilia tahun 1943, Mussolini digulingkan oleh Pietro Badoglio,[264] yang menyerah kepada Sekutu.
Sepanjang tahun 1943 dan 1944, Uni Soviet pelan-pelan memaksa pasukan Hitler
mundur di sepanjang Front Timur.
Tanggal 6 Juni 1944, pasukan Sekutu Barat mendarat di Perancis utara dalam
salah satu operasi amfibi terbesar
sepanjang sejarah, Operasi Overlord.[265] Akibat serangkaian kemunduran
besar yang dialami Angkatan Darat Jerman, banyak petingginya berkesimpulan
bahwa kekalahan tak dapat dielakkan dan kesalahan perhitungan atau penolakan
Hitler akan membawa perang ke dalam negeri dan menyebabkan Jerman hancur total.[266]
Ruang peta yang hancur di 'Wolf's
Lair' setelahrencana 20 Juli
Antara
1939 dan 1945, ada banyak rencana untuk membunuh Hitler, beberapa di antaranya
berlanjut sampai tingkatan tertentu.[267] Upaya paling terkenal justru
berasal dari Jerman sendiri dan didorong oleh kemungkinan bahwa Jerman akan
kalah perang.[268] Pada Juli 1944, rencana 20 Juli, bagian dari Operasi
Valkyrie, dijalankan.Claus von
Stauffenberg meletakkan sebuah bom di salah satu bangunan markas
Hitler,Wolf's
Lair di Rastenburg. Hitler
nyaris terbunuh karena seseorang tidak sengaja mendorong kopor bom tersebut ke
belakang kaki meja konferensi yang tebal. Saat bom meledak, meja itu
memantulkan ledakan menjauhi Hitler. Setelah itu, Hitler memerintahkan balas
dendam yang kejam yang berujung pada eksekusi lebih dari 4.900 orang.[269]
Kekalahan
dan kematian [sunting]

Halaman depan koran Angkatan Bersenjata A.S., Stars and Stripes, 2 Mei 1945
Pada
akhir 1944, baik Angkatan
Darat Merah dan Sekutu
Barat sedang menyerbu masuk Jerman. Mengetahui kekuatan dan kegigihan
Angkatan Darat Merah, Hitler memutuskan memakai sisa tentara cadangannya untuk
melawan tentara Amerika Serikat dan Britania yang ia anggap lebih lemah.[270] Pada 16 December, ia
melancarkan serangan
di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat dan mungkin meyakinkan
mereka ikut berpeang melawan Soviet.[271] Setelah serangan tersebut
gagal, Hitler sadar bahwa Jerman akan kalah perang. Harapan terakhirnya untuk
menegosiasikan damai dengan Amerika Serikat dan Britania dibantu oleh kematianFranklin D. Roosevelt tanggal
12 April 1945; namun, berbeda dengan harapannya, Sekutu tetap tidak gentar.[272][271] Bertindak dengan pandangannya
bahwa kegagalan militer Jerman turut menghilangkan haknya untuk berdiri sebagai
suatu bangsa, Hitler memerintahkan penghancuran semua infrastruktur industri
Jerman sebelum jatuh ke tangan Sekutu.[273] Menteri Persenjataan Albert
Speer dipercaya untuk mengeksekusi rencana bumi hangus ini, namun diam-diam ia
tolak.[273]
Pada
tanggal 20 April, ulang tahun Hitler ke-56, Hitler melakukan perjalanan
terakhir dari Führerbunker ("perlindungan
Führer") ke permukaan. Di kebun Reichskanzlei yang hancur, ia
menyematkan Iron Cross kepada
sejumlah tentara Pemuda Hitler.[274] Pada 21 April, Front
Belorusia ke-1 pimpinan Georgy Zhukov berhasil menembus
pertahananGrup Angkatan Darat Vistula Jerman
pimpinan Jenderal Gotthard
Heinrici padaPertempuran Dataran Tinggi Seelow dan
melaju hingga pinggiran kota Berlin.[275]Menolak situasi tersebut, Hitler
menggantungkan harapannya pada pasukan Waffen SS pimpinan Jenderal Felix
Steiner, Armeeabteilung Steiner ("Detasemen Angkatan Darat Steiner").
Hitler meminta Steiner menyerang sisi utara bukit dan Angkatan Darat Kesembilan Jerman
diperintahkan menyerang ke utara dalam bentuk serangan
jepit.[276]
Pada
konferensi militer tanggal 22 April, Hitler mempertanyakan serangan Steiner. Ia
diberitahu bahwa serangan tersebut tak pernah dilancarkan dan pasukan Rusia
sudah memasuki Berlin. Jawaban tersebut memaksa Hitler meminta semua orang
selain Wilhelm Keitel, Alfred Jodl, Hans
Krebs, dan Wilhelm Burgdorf keluar
ruangan.[277] Hitler kemudian marah
besar-besaran atas pengkhianatan dan ketidakmampuan para komandannya yang
diakhiri dengan pernyataannya—untuk pertama kali—bahwa Jerman kalah perang.
Hitler mengumumkan bahwa ia akan tetap berada di Berlin sampai perang berakhir,
lalu bunuh diri.[278]
Pada
23 April, Angkatan Darat Merah mengepung seluruh Berlin[279] dan Goebbels membuat
pernyataan yang meminta warga kota ikut mempertahankan Berlin.[277] Pada hari itu pula, Göring
mengirim telegram dari Berchtesgaden yang
berisi pendapat bahwa karena Hitler terisolasi di Berlin, ia, Göring, harus mengambil
alih pemerintahan Jerman. Göring menetapkan batas waktu, lewat dari itu ia
menganggap Hitler tidak berkuasa lagi.[280] Hitler menanggapinya dengan menahan
Göring dan dalam surat wasiatnya yang ditulis 29 April, Hitler menyatakan
Göring dipecat dari semua jabatan pemerintahan yang dipegangnya.[281][282] Tanggal 28 April, Hitler
mengetahui bahwa Himmler, yang meninggalkan Berlin tanggal 20 April,[283] sedang mencoba membahas
penyerahan diri dengan Sekutu Barat.[284] Ia memerintahkan Himmler
ditahan dan Hermann
Fegelein (perwakilan SS Himmler di kantor pusat Hitler di
Berlin) dieksekusi.[285]
Setelah
tengah malam 29 April, Hitler menikahi Eva Braun dalam sebuah upacara pernikahan
kecil di ruang peta di Führerbunker. Setelah sarapan sederhana bersama istri
barunya, ia membawa sekretaris Traudl
Junge ke ruangan lain dan mendiktekan wasiat dan kata-kata terakhir.[286][b] Peristiwa ini disaksikan dan
dokumennya ditandatangani oleh Hans Krebs, Wilhelm Burgdorf, Joseph Goebbels,
dan Martin Bormann.[287] Sore itu, Hitler diberitahu
tentang pembunuhan diktator Italia Benito Mussolini, yang mungkin mempertegas
keinginannya untuk menolak ditangkap.[288]
Tanggal
30 April 1945, setelah pertempuran
jalanan yang sengit, ketika tentara Soviet berada satu atau dua
blok dari Reichskanzlei, Hitler dan Braun bunuh diri; Braun menggigit
kapsul sianida[289] dan Hitler menembak dirinya.[290] Jasad mereka dibawa naik
melalui pintu keluar darurat bunker ke kebun belakang Reichskanzlei yang sudah
hancur, kemudian ditempatkan di sebuah kawah bom[291]dan disiram bensin. Kedua jasad
kemudian dibakar[292] diiringi suasana pengeboman
oleh Angkatan Darat Merah.[293]
Berlin
menyerah pada tanggal 2 Mei. Catatan arsip Soviet—dirilis setelah jatuhnya Uni
Soviet—memperlihatkan bahwa sisa-sisa jenazah Hitler, Braun, Joseph dan Magda
Goebbels, enam anak
Goebbels, Jenderal Hans Krebs, dan anjing-anjing Hitler berkali-kali
dikubur dan diangkat.[294] Pada tanggal 4 April 1970,
sebuah tim KGB Soviet memakai peta pemakaman
terperinci untuk mengangkat lima kotak kayu di fasilitas SMERSH di Magdeburg. Sisa-sisa jenazah dari kotak
tersebut dibakar, dihancurkan, dan disebarkan di sungai Biederitz, anak
sungai Elbe.[295]
Holocaust

" Jika para hartawan Yahudi di luar Eropa
berhasil membawa bangsa ini sekali lagi ke kancah perang, akibatnya bukanlah
bolshevisasi Bumi yang menguntungkan kaum Yahudi, namun pemusnahan ras Yahudi
di Eropa!"[296]
—Adolf
Hitler berpidato di Reichstag Jerman, 30 Januari 1939
Holocaust
dan perang Jerman di timur didasarkan pada pandangan lama Hitler bahwa kaum
Yahudi adalah musuh besar bangsa Jerman dan bahwa Lebensraum perlu
diciptakan demi perluasan Jerman. Ia berfokus ke Eropa Timur untuk upaya
perluasan tersebut dengan mengalahkan Polandia dan Uni Soviet dan menyingkirkan atau
membantai kaum Yahudi dan Slavia.[297] Generalplan Ost("Rencana Umum untuk
Timur") berisikan deportasi penduduk Eropa Timur dan Uni Soviet yang
diduduki ke Siberia Barat untuk dimanfaatkan sebagai buruh atau dibunuh;[298] wilayah dudukan akan dikolonisasi
oleh penduduk Jerman atau yang "dijermanisasi".[299] Tujuannya adalah menerapkan
rencana ini setelah menaklukkan Uni Soviet, tetapi jika gagal, Hitler tetap
melanjutkannya.[298][300] Pada Januari 1942, Hitler
memutuskan untuk membunuh semua kaum Yahudi, Slavia, dan penduduk terdeportasi
lain yang ingin disingkirkan.[301][c]
Sebuah gerbong penuh jenazah di luar krematorium
di kamp konsentrasi Buchenwaldyang telah
dibebaskan (April 1945)
Holocaust
("Endlösung der Judenfrage"
atau "Solusi Akhir Pertanyaan Yahudi") diperintahkan oleh Hitler dan
disusun dan dilaksanakan oleh Heinrich Himmler danReinhard Heydrich. Catatan Konferensi Wannsee—diselenggarakan
tanggal 20 Januari 1942, dipimpin Heydrich dan dihadiri 15 pejabat senior
Nazi—memberikan bukti jelas tentang rencana sistematis Holocaust. Tanggal 22
Februari, Hitler mengatakan, "kita harus mendapatkan kembali kesehatan
kita dengan memusnahkan kaum Yahudi."[302]Sekitar 30 kamp konsentrasi
dan kamp
pemusnahan dipakai untuk melaksanakan rencana ini.[303] Pada musim panas 1942, kamp konsentrasi
Auschwitz dengan cepat diperluas untuk menampung sejumlah besar
penduduk deportasi untuk dibunuh ataudiperbudak.[304]
Meski
tidak ada perintah khusus dari Hitler yang mengizinkan pembunuhan massal yang
dipublikasikan,[305] ia menyetujui
pembentukan Einsatzgruppen—skuad
pembunuh yang mengikuti jalur AD Jerman melintasi Polandia, Baltik, dan Uni
Soviet[306]—dan ia sangat mengetahui aktivitas
mereka.[307] Dalam rekaman interograsi
oleh pejabat
intelijen Soviet yang dipublikasikan 50 tahun kemudian, sopir
Hitler, Heinz
Linge, dan ajudannya, Otto
Günsche, menyatakan bahwa Hitler punya ketertarikan langsung
terhadap pengembangan kamar gas.[308]
Antara
1939 dan 1945, Schutzstaffel (SS),
dibantu pemerintah Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia
IIkolaborasionisdan rekrutan dari negara-negara dudukan, bertanggung
jawab atas kematian 11 hingga 14 juta orang, termasuk 6 juta kaum Yahudi yang
mewakili dua per tiga populasi Yahudi di Eropa,[309][310] serta antara 500.000 dan
1.500.000 etnis
Roma.[311] Kematian terjadi di kamp
konsentrasi dan kamp pemusnahan, ghetto,
dan eksekusi massal. Banyak korban Holocaust digas sampai
mati, sementara lainnya meninggal karena kelaparan atau penyakit saat bekerja
sebagai buruh paksa.[312]
Kebijakan
Hitler juga mengakibatkan pembunuhan bangsa Polandia[313] dan tahanan perang Soviet, kaum komunis dan
pesaing politik lain, homoseksual, orang yang cacat fisik dan mental,[314][315] Saksi-Saksi Yehuwa, Adventis, dan anggota serikat dagang. Hitler
tidak pernah mengunjungi kamp konsentrasi dan membicarakan pembunuhan tersebut
di hadapan publik. [316]
Konsep
Nazi yang lain adalah arti dari kemurnian
ras. Pada tanggal 15 September 1935, Hitler memperkenalkan dua
hukum—disebutHukum-Hukum
Nuremberg—ke Reichstag. Hukum-hukum tersebut melarang pernikahan
antara warga Jerman non-Yahudi dan Yahudi, serta melarang mempekerjakan wanita non-Yahudi
di bawah usia 45 tahun di keluarga Yahudi. Hukum ini juga menghapus hak-hak
kewarganegaraan Jerman yang dipegang orang-orang "non-Arya".[317] Kebijakan eugenika pertama
Hitler menargetkan anak-anak dengan cacat fisik dan mental dalam sebuah program
bernama Action Brandt, lalu mengizinkan program
eutanasia untuk orang dewasa dengan cacat fisik dan mental yang sekarang
bernama Action
T4.[318]
Gaya
kepemimpinan [sunting]
Hitler
memimpin NSDAP secara otokratik dengan menerapkan Führerprinzip ("prinsip
pemimpin"). Prinsip ini bergantung pada kepatuhan absolut semua bawahannya
kepada pimpinan mereka; sehingga ia melihat struktur pemerintahan sebagai
sebuah piramida, dengan dirinya—pemimpin mutlak—di puncak. Pangkat dalam partai
tidak ditentukan oleh pemilihan umum—jabatan diisi melalui penunjukkan oleh
pangkat yang lebih tinggi, yang menuntut kepatuhan tanpa pernyataan terhadap
keinginan sang pemimpin.[319] Gaya kepemimpinan Hitler
adalah memberikan perintah berlawanan terhadap bawahannya dan menempatkan
mereka pada jabatan-jabatan tempat tugas dan tanggung jawab mereka saling
bertindihan agar "orang yang lebih kuat menjalankan pekerjaannya".[320] Dengan cara ini, Hitler
mendorong saling tidak percaya, persaingan, dan perkelahian di antara
bawahannya demi mengonsolidasi dan memaksimalkan kekuasaannya. Kabinetnya tidak
pernah rapat setelah tahun 1938, dan ia meminta para menterinya tidak bertemu secara
pribadi.[321][322] Hitler biasanya tidak memberi
perintah tertulis; ia memberitahunya secara verbal atau disampaikan melalui
rekan dekatnya, Martin Bormann.[323] Ia memercayakan semua
dokumennya, penunjukannya, dan kekayaan pribadinya ke Bormann dan Bormann
memanfaatkan jabatannya untuk mengendalikan arus informasi dan akses ke Hitler.[324]
Hitler
secara pribadi membuat semua keputusan militer besar. Sejarawan yang menilai
kinerjanya setuju bahwa setelah awal yang kuat, ia semakin tidak fleksibel
setelah 1941 sehingga ia menyia-nyiakan kekuaran militer yang dimiliki Jerman.
Sejarawan Antony
Beevor berpendapat bahwa saat perang pecah, "Hitler adalah
pemimpin yang terinspirasi, karena kejeniusannya terletak pada menilai
kelemahan orang lain dan memanfaatkan kelemahan tersebut." Akan tetapi,
sejak 1941 sampai seterusnya, "ia menjadi sangat sklerotik. Ia tidak
mengizinkan kemunduran atau fleksibilitas dalam bentuk apapun di antara
komandan lapangannya, dan hal tersebut sangat menghancurkan."[325]
Warisan
Informasi lebih lanjut: Dampak
Nazisme dan Neo-Nazisme
Di luar
bangunan di Braunau am Inn,
Austria, tempat Hitler lahir, terdapat sebuah batu peringatansebagai pengingat Perang Dunia
II yang menakutkan. Tulisannya:
Untuk perdamaian, kebebasan dan demokrasi jangan lagi fasisme jutaan korban mengingatkan [kita]
Peristiwa
bunuh diri Hitler dianggap para sejarawan kontemporer sebagai
"mantra" yang dipatahkan.[326][327] Menurut sejarawan John
Toland, tanpa pemimpinnya, Sosialisme Nasional "meledak
bagaikan gelembung."[328]
Aksi
Hitler dan ideologi Nazi hampir dianggap
secara universal sebagai sesuatu yang sangat imoral;[329] menurut sejarawan Ian
Kershaw, "Belum pernah terjadi dalam sejarah kerusakan semacam itu—secara
fisik dan moral—dikaitkan dengan nama satu orang saja."[330] Program politik Hitler
mengakibatkan pecahnya perang dunia, meninggalkan Eropa Timur dan Tengah yang
hancur dan miskin. Jerman sendiri mengalami kehancuran menyeluruh yang dijuluki
"Jam Nol".[331] Kebijakan Hitler
mengakibatkan penderitaan manusia dalam skala yang luar biasa;[332] menurut R.J.
Rummel, rezim Nazi bertanggung jawab atas pembunuhan demosida terhadap
sekitar 21 warga sipil dan tahanan perang.[333] Selain itu, 29 juta tentara
dan warga sipil tewas akibat aksi militer di teater Eropa pada Perang Dunia II,[333] dan peran Hitler
dideskripsikan sebagai, "... perancang utama perang yang mengakibatkan 50
juta orang tewas dan jutaan lainnya meratapi kematian mereka ..."[330] Para sejarawan, filsuf, dan
politikus sering memakai kata "iblis" untuk menyebut
rezim Nazi.[334]Banyak negara Eropa mengkriminalisasikan dukungan terhadap
Nazisme danpenolakan
Holocaust.[335]
Sejarawan Friedrich
Meinecke menyebut Hitler sebagai "salah satu contoh
terhebat kekuatan tunggal dan luar biasa seseorang sepanjang kehidupan
sejarah".[336] Sejarawan Inggris Hugh
Trevor-Roper memandangnya sebagai "salah seorang
'penyederhana sejarah yang buruk', sosok penakluk dunia yang paling sistematis,
paling bersejarah, paling filosofis, tetapi paling kasar, paling kejam, paling
tidak murah hati yang pernah diketahui umat manusia."[337] Bagi sejarawan John M. Roberts, kekalahan Hitler menandakan
akhir fase sejarah Eropa yang didominasi Jerman.[338] Sebagai penggantinya,
muncullahPerang Dingin,
sebuah konfrontasi global antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.[339]
Pandangan
agama

Hitler
melihat gereja penting secara politik, sebagai suatu pengaruh konservatif
terhadap masyarakat. Ia merasa jika gereja dihancurkan, umat beragama akan
beralih ke mistisisme, yang ia anggap sebagai kemunduran politik dan budaya.
Meski ia tidak pernah meninggalkan Gereja Katolik secara resmi, ia tidak punya
kedekatan sejati dengan gereja.[340] Setelah meninggalkan kampung
halaman, ia tidak pernah lagi menghadiri misa atau
menerima sakramen.[341] Ia lebih menyukai aspek Protestantisme yang pas dengan
pandangan-pandangannya dan mengadopsi sebagian elemen organisasi
hierarkis, liturgi, dan fraseologi Gereja Katolik dalam
politiknya.[342][343]
Secara
publik, Hitler sering memuji warisan Kristen dan budaya Kristen Jerman, dan
memilih kepercayaan terhadap Yesus Kristus"Arya"—seorang Yesus
yang memerangi umat Yahudi.[344] Ia berbicara tentang
interpretasinya terhadap Kristen sebagai motivasi utama antisemitismenya,
sambil berkata, "Sebagai seorang Kristen aku tidak berhak mengizinkan
diriku dibohongi, namun aku berhak menjadi seorang pejuang kebenaran dan
keadilan."[345][346] Secara pribadi, ia lebih
kritis terhadap Kristen tradisional, menganggapnya sebuah agama yang pas dianut
para budak; ia menyukai kekuatan Roma, tetapi kasar terhadap ajarannya.[347] Sejarawan John S. Conway menyebutkan bahwa Hitler
memiliki "antagonisme mendasar" terhadap gereja-gereja Kristen.[348]
Dalam
hubungan politik dengan gereja, Hitler mengambil strategi "yang pas dengan
tujuan-tujuan politiknya".[348] Menurut laporan USOffice of
Strategic Services, Hitler memiliki sebuah rencana umum, bahkan
sebelum berkuasa, untuk menghancurkan pengaruh gereja Kristen di dalam Reich.[349][350] Laporan berjudul "The
Nazi Master Plan" itu menyatakan bahwa penghancuran gereja adalah tujuan
gerakan tersebut sejak awal, namun tidak cukup untuk mengekspresikan posisinya
yang ekstrem secara publik.[351] Tujuannya, menurut Bullock,
adalah menunggu sampai perang berakhir, lalu menghancurkan pengaruh Kristen.[347]
Hitler
menyukai tradisi militer Muslim, namun tetap
menganggap bangsa Arab sebagai "ras inferior".[352] Ia percaya bahwa bangsa
Jerman, seperti umat Islam, bisa menguasai sebagian besar dunia pada Abad Pertengahan.[353] Meski Hitler tertarik pada
hal-hal gaib, penerjemahan sajak, dan melacak akar prasejarah bangsa Jermanik,
Hitler justru lebih pragmatis dan ideologinya terpusat pada hal-hal yang lebih
praktis.[354][355]
Kesehatan [sunting]
Banyak
peneliti berpendapat bahwa Hitler menderita sindrom usus mudah iritasi, luka
kulit, detak jantung tidak tetap, penyakit Parkinson,[356][263] sifilis,[356] dan tinnitus.[357] Dalam sebuah laporan untuk
Office of Strategic Services tahun 1943, Walter
C. Langerdari Universitas Harvard menyebut
Hitler sebagai seorang "psikopat neurotik."[358] Sejumlah teori seputar
kondisi medis Hitler sulit dibuktikan, dan menurut mereka terlalu banyak
bebannya jika mengaitkan sejumlah peristiwa dan akibat Reich Ketiga dengan
kesehatan fisik seseorang yang mungkin buruk.[359] Kershaw merasa lebih baik
mengambil pandangan yang lebih luas terhadap sejarah Jerman dengan menilai
dorongan sosial apa yang menciptakan Reich Ketiga dan kebijakan-kebijakannya,
alih-alih mencari penjelasan sempit tentang Holocaust dan Perang Dunia II dari
satu orang saja.[360]
Hitler mengikuti pola makan vegetarian.[361] Pada acara-acara sosial ia
kadang mengutarakan pernyataan menjijikkan tentang penyembelihan hewan agar
tamu-tamunya menghindari daging.[362] Ketakutan terserang kanker
(penyebab ibunya meninggal dunia)[363] adalah alasan pola makan
Hitler yang paling terkenal. Selaku seorang antipembedahan,
Hitler mungkin memilih pola makan selektif karena masih menghargai hewan.[364] Bormann memiliki sebuah rumah
kaca di dekat Berghof (dekat Berchtesgaden) untuk menjamin suplai stabil
buah-buahan dan sayuran segar untuk Hitler sepanjang perang. Hitler menjauhi
alkohol[365] dan bukan perokok. Ia
mempromosikan kampanye
anti-merokok yang agresif di seluruh Jerman.[366] Hitler mulai sering
memakai amfetamin setelah 1937 dan menjadi
pecandu pada musim gugur 1942.[367] Albert Speer mengaitkan
pemakaian amfetamin ini dengan keputusan Hitler yang semakin tidak fleksibel
(misalnya, tidak pernah mengizinkan militer mundur dari medan perang).[368]
Dengan
90 jenis obat-obatan sepanjang perang, Hitler mengonsumsi banyak pil setiap
hari karena masalah lambung kronis dan penyakit lain.[369] Ia menderita kerusakan gendang telinga akibat ledakan
bom 20 Juli 1944
dan 200 serpihan kayu harus diangkat dari kakinya.[370] Rekaman berita Hitler
memperlihatkan getaran pada tangannya dan gaya jalannya yang pincang, yang
sudah ada sejak sebelum perang dan memburuk sampai akhir hayatnya. Dokter
pribadi Hitler, Theodor
Morell, merawat Hitler dengan sebuah obat yang sering dipakai untuk
menangani penyakit Parkinson pada tahun 1945. Ernst-Günther
Schenck dan beberapa dokter lain yang bertemu Hitler pada
minggu-minggu terakhir hidupnya juga menyimpulkan Hitler menderita penyakit
Parkinson.[369][371]
Keluarga
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Keluarga
Hitler dan Seksualitas Adolf Hitler
Hitler bersama kekasih lamanya, Eva Braun, yang ia nikahi 29 April 1945
Hitler
menciptakan citra publik sebagai sosok selibat tanpa kehidupan rumah tangga,
mendedikasikan seluruh hidupnya untuk misi politik dan bangsanya.[133][372] Ia bertemu kekasihnya, Eva Braun, pada tahun 1929,[373] dan menikahinya pada April
1945.[374] Pada bulan September 1931,
separuh-keponakannya, Geli
Raubal, bunuh diri dengan pistol Hitler di apartemennya di Munich.
Tersebar rumor bahwa Geli terlibat dalam hubungan romantis dengan Hitler dan
kematiannya menjadi sumber kesedihan mendalam yang bertahan lama.[375] Paula
Hitler, anggota keluarga terakhir yang masih hidup, meninggal dunia
tahun 1960.[376]
Sumber : Wikipedia